‘enggak , bukan , bukan aku yang buat kakak meninggal . Bukan aku’
‘enggak , bukan aku , aku minta maaf , tapi bukan aku’
“dek , dek Nabilah bangun” seru seorang perempuan
“aaaaaaaa….. aku bukan pembunuh” teriak Nabilah ketika bangun dari tidurnya
“kamu kenapa dek ?” seru perempuan itu lagi
“kak Melody , bukan aku yang membuat kak Frieska meninggal kak , bukan
aku” ucap Nabilah yang di sertai keringat dingin bekas mimpi buruk nya
itu
Melody sang kakak hanya melihat Nabilah dengan tatapan
sedih , semenjak kepergian Frieska saudari kandung dari mereka berdua
Nabilah menjadi seperti ini , suka mimpi buruk dan suka menyalahkan
dirinya sendiri karena dirinyalah Frieska sang kakak pergi dari dunia
ini.
“Nabilah dengerin kak Melo” sambil memgang kedua bahu Nabilah agar Nabilah menghadap kedirinya
“sudah berapa kali kakak bilang , kepergian Frieska itu bukan salah
kamu . Dia pergi itu karena takdir dari yang maha kuasa jadi jangan
pernah menyalahkan dirimu lagi ya” sebenernya mata Melody sudah
berkaca-kaca tetapi ia tahan agar adik nya itu tetap kuat
“tapi kak , andai saja waktu itu….” Belum selesai Nabilah berucap Melody sudah memotongnya
“Nabilah cukup , sekarang lebih baik kamu tidur lagi ya sudah malam . Kamu perlu istirahat”
Setelah memastikan kalau Nabilah sudah tertidur kembali , Melody
keluar dari kamar Nabilah. Di depan pintu kamar Nabilah , ia tidak dapat
menahan air matanya lagi . Bulir-bulir asin itu terus jatuh tanpa
sanggup di hentikan oleh Melody . Dia memikirkan kondisi adik nya itu
yang sangat berubah drastis itu semenjak kepergian Frieska.
“Fries , apa kamu lihat kondisi adik kita sekarang ini ? kakak sangat
tidak sanggup melihatnya seperti ini , kakak tidak tahu harus berbuat
apa . Apakah kamu lihat di sana Fries ? tolong bantu kakak” ucap Melody
dalam hati .
Nabilah yang dulu adalah Nabilah yang sangat
periang , baik , suka dengan keramaian , suka bergaul , dan bawel. Dia
adalah pewarna kehidupan bagi kedua kakaknya tersebut, banyak waktu yang
sering ia habiskan bersama kedua kakaknya. Bagi Nabilah , Melody dan
Frieska adalah malaikatnya yang selalu menjaganya dan membantunya di
saat ia merasakan kesulitan.
Tapi sekarang Nabilah lebih suka
menyendiri , tertutup , rapuh , ia lebih banyak bengong dan tidak nafsu
makan. Melody yang melihat kondisi adiknya seperti ini menjadi sangat
khawatir . Semenjak kepergian Frieska , Nabilah sudah tidak masuk
sekolah lagi , jarang berbicara dengan orang lain , dan selalu
menyalahkan dirinya atas meninggalnya Frieska. Beberapa kali Melody
mendengar teriakan-teriakan Nabilah yang disertai dengan bantingan
barang.
“Nabilah , ayo sarapan dulu . Kakak udah buatin nasi
goreng kesukaan kamu” teriak Melody sambil masuk kedalam kamar Nabilah.
Ketika sudah berada di dalam kamar , ia tidak melihat Nabilah di
kasurnya. Melody panik , ia segera mencari adiknya ke kamar mandi tetap
tidak ada juga , mencari ke halaman belakang juga tidak ada
“Nabilah , kamu dimana dek ? jangan bikin kakak takut kehilangan kamu”
Nabilah sedang berjalan menuju salah satu tempat pemakaman umum .
Dengan tatapan yang kosong Nabilah menuju salah satu pusara. Dengan
jelas tertera nama Frieska A.L. di batu nisan tersebut
“Hallo kak Frieska , apa kabar ? aku kangen sama kakak” seru Nabilah sambil mengelus batu nisan kakaknya itu
“Kenapa kakak tinggalin aku sama kak Melody ? apa kakak udah bosen
menghadapi kebawelan aku ? kalau gitu aku janji tidak akan cerewet lagi
tapi kakak harus kembali ke rumah ya kak ?”
“Apa kakak tahu , aku
sangat sedih di tinggal kakak , tidak bisakah kakak kembali lagi ?”
Nabilah kini sudah mengeluarkan air matanya nya . Sambil mengusap batu
nisan Frieska , Nabilah mengingat kejadian dimana sang kakak pergi
meninggalkan dia selamanya.
Malam itu , Nabilah bersama Melody
dan Frieska ingin pergi ke salah satu pasar malam. Itu memang keinginan
Nabilah untuk pergi kesana , awalnya Frieska tidak ingin ikut pergi
dengan susah payah Nabilah merayu kedua kakaknya itu agar mau
menemaninya pergi kepasar malam itu , karena tidak tega melihat adiknya
yang memasang wajah melas , akhirnya Melody dan Frieska mau menemaninya
untuk pergi kepasar malam.
Sesampainya di pasar malam , mereka
berkeliling melihat aneka permainan yang ada di situ dan menaiki
beberapa permainan yang ada . Setelah puas bermain dan mencoba jajanan
yang ada di sana , mereka berniat ingin pulang
“Kak Frieska, Nabilah haus nih” seru Nabilah ketika mereka bertiga jalan menuju mobil
“kamu minum di rumah aja ya bil , kan kita juga mau pulang” ucap Frieska sambil menengok ke arah Nabilah
“yaahh kakak , aku haus banget nih. Beliin ya ???” dengan wajah memohon Nabilah menatap Frieska.
Karena tidak tega melihat Nabilah yang memelas seperti itu , akhirnya Frieska luluh juga
“kamu mau minum apa ? yaudah kakak beliin ” ucap Frieska sambil menatap Nabilah
“apa aja kak, tapi jangan air putih ya . hehehe” dengan senyum yang manis Nabilah membalas ucapan Frieska
“huuu, katanya apa aja tapi jangan air putih , gimana kamu dek” ejek Melody
“yeee biarin tau , kan biar adem tenggorokan minum yang ada rasa nya . weee” balas Nabilah sambil menjulurkan lidah
“yaudah , kakak beliin dulu ya bil . Nah kak Melo mau minum apa ? biar sekalian di beliin” tanya Frieska
“apa aja Fries , tapi jangan aqua ya hehehe” ucap Melody sambil cengengesan
“huuu, kak Melo sama aja , bilang apa aja tapi jangan aqua, aqua itu
kan air putih. Oh ya , ngomong-ngomong kak Melody udah ada hak belum ya
nge copy paste kata-kata Nabilah barusan” kini Nabilah yang mengejek
Melody
“eehhh , Nabilah awas kamu yaa nan….” Belum sempat Melody menyelesaikan perkataanya Frieska sudah memotongnya
“kak Melo sama Nabilah sama aja . Udah ah , aku beli minum dulu ya”
sambil membuka pintu mobil , Frieska menuju keluar untuk membeli minum
yang ada di sebrang nya .
Ketika ingin balik ke mobil , dari
arah berlawanan ada mobil yang melaju dengan ugal-ugalan . Frieska yang
tidak menyadari akan mobil tersebut terus berjalan kearah mobilnya.
Nabilah yang melihat ada sebuah mobil melaju sangat cepat ke arah kakak
nya itu langsung berteriak
“kak Frieskaaa awas ada mo….”
*tiiinnnnn*
*Duag* *bzzz*
Tabrakan tidak dapat dihindari , Frieska tertabarak mobil tersebut .
Nabilah yang melihat itu langsung berlari menuju Frieska begitu juga
dengan Melody , ia juga langsung berlari ke arah tersebut.
“Kak , ayo bangun . Kak Frieska bangun , kakak denger Nabilah gak ?”
“Frieesskkaaa…. Kamu tahan sebentar kakak akan panggil ambulance”
Banyak masyarakat yang mendatangi tempat tersebut, pengemudi
ugal-ugalan tersebut berhasil kabur. Selang beberapa menit mobil
ambulance datang , Frieska langsung dibawa kerumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit , tubuh Frieska langsung di bawa ke ruang
UGD. Dengan perasaan yang sangat kalut Melody dan Nabilah menunggu di
ruang tunggu. Tidak berapa lama dokter keluar
“dok gimana keadaan adik saya ?” tanya Melody dengan muka khawatir
“maaf sebelumnya , nyawa adik anda tidak dapat di selamatkan. Ia
mengalami pendarahan di otaknya yang membuatnya tidak dapat bertahan.
Saya turut berduka cita.”
“enggak , ini gak mungkin dokter pasti
sedang berbohongkan ? kakak saya gak mungkin meninggal dok , dokter
pasti salah” sambil menarik jas putih dokter tersebut , Nabilah menangis
“maaf , tapi ini kenyataan nya. Saya mohon maaf” lanjut dokter itu berkata
“enggak!! Enggak mungkin dokter pasti salah , cepat periksa kakak saya
lagi dok! Pasti ada kesalahan yang dokter lakukan , kakak saya gak
mungkin meninggal” Melody yang mendengar Nabilah barkata demikian ,
semakin menangis. Tidak berapa lama Nabilah jatuh pingsan.
Melody yang sudah tahu kemana adik nya pergi langsung menuju
tempat itu . Sesampainya disana , ia melihat Nabilah sedang menatap
pusara Frieska dengan tatapan kosong dan raut muka yang sedih. Melody
segera berjalan menghampiri Nabilah
“Nabilah , kamu kakak cariin
ternyata ada disini. Ayo kita pulang, kamu belum makan kan” sambil
menyentuh bahu Nabilah , bermaksud agar Nabilah menyadari keberadaanya.
Nabilah tersadar dari lamunannya tersebut , ia menatap Melody dengan
muka datar
“aku gak mau pulang , aku gak mau makan , aku mau
disini. Nemenin kak Frieska , pasti kak Frieska disana juga enggak makan
kan , aku mau di sini aja kasihan kak Frieska sendirian. Aku yang udah
ngebuat kak Frieska jadi gini , aku mau nemanin dia disini” Melody yang
mendengar itu , matanya langsung berkaca-kaca
“Nabilah sayang , kalau kamu tidak makan nanti kamu sakit” kembali Melody membujuk adiknya agar mau ikut pulang dengannya
“enggak kak , Nabilah gak mau makan , Nabilah mau di sini aja” dengan suara yang agak keras Nabilah berucap
“enggak Nabilah , kamu harus pulang” sambil menarik paksa tangan Nabilah , Melody berjalan menuju mobilnya
Ketika sampai di rumah , Nabilah terus mengurung diri nya di kamar .
Dengan sesakali terdengar teriakan Nabilah yang meminta maaf . Melody
yang mendengar itu hanya bisa menahan tangis karena sikap adiknya yang
berubah drastis tersebut. Dengan menggunakan kunci duplikat , ia masuk
kedalam kamar Nabilah. Melody melihat Nabilah yang sedang duduk dilantai
sambil memeluk lutut nya dan berucap
“aku minta maaf kak , andai
waktu itu aku enggak maksa untuk pergi ke pasar malam dan minta di
belikan minum pasti kakak enggak akan pergi, aku minta maaf” .
“aku benci sama diriku sendiri , aku benci” dengan suara yang tergabung
dengan isakan tangis Nabilah mengucapkan nya dengan parau
Melody
yang melihat adik nya seperti itu langsung berjalan menuju adik nya ,
dengan segera ia langsung mendekap tubuh Nabilah agar adik nya itu bisa
sedikit lebih tenang.
“kak Melody , Nabilah minta maaf” dengan suara yang sangat lemah tersebut Nabilah berbicara di dalam dekapan kakaknya .
Melody melepas dekapan nya tersebut , ia menatap Nabilah dengan kedua tangannya memegang kedua lengan Nabilah
“Nabilah , tatap kakak sekarang. Kakak ingin bicara sesuatu sama kamu”
Nabilah yang tadi nya hanya menunduk , kini menatap Melody. Dengan jelas
Melody bisa melihat wajah adiknya tersebut , wajah yang sangat tersiksa
dengan pikiran dan perasaanya sendiri, wajah yang sangat kacau dan
lusuh.
“Nabilah , kakak ingin bicara sesuatu sama kamu , ini
tentang Frieska” Nabilah melihat wajah kakaknya yang sedang sangat
serius.
“apa kamu ingat , waktu kita sekeluarga lagi liburan ke
Puncak , Frieska pernah bicara seperti ini ‘demi seseoranglah kita hidup
di dunia ini , demi seseorang juga kita bertahan dalam suatu kondisi .
Kita tidak akan bisa hidup sendiri saja , karena ada seseorang aku ada
di sini , buat aku seseorang tersebut ya kak Melo dan Nabilah . Aku rela
jika hidup aku berakhir hanya untuk kalian’ apa kamu ingat dek ?”
Nabilah mengingat kejadian itu , ia terus memutar memori ingatan nya
yang terlihat jelas di pikirannya kejadian tersebut.
“iya , aku ingat” jawabnya kemudian
“Frieska pasti sangat bahagia karena bisa menghabiskan waktu
terakhirnya bersama kita bil, dia juga pasti bahagia karena bisa
membantu sesorang yang paling ia sayangi. Kamu harus tegar , kamu harus
kuat , Frieska pasti sedih melihat kondisi kamu yang sekarang. Kakak
sampai tidak bisa mengenali Nabilah yang sekarang, kemana Nabilah yang
dulu ceria , kemana Nabilah yang dulu selalu menjadi pewarna hari-hari
kak Melo dan juga kak Frieska, kemana Nabilah yang selalu menghiasi
rumah dengan ucapan-ucapan random kamu. Semenjak Frieska pergi , kakak
sudah tidak bisa mengenali kamu lagi. Bukan kamu aja yang kehilangan
Frieska tapi kakak juga bil , bahkan 2 kali lipat dari yang kamu
rasakan. Kakak sudah kehilangan seorang Frieska di tambah sikap kamu
yang seperti ini membuat kakak merasakan kehilangan 2 orang adik
sekaligus” Melody tanpa bisa ditahannya , air mata nya jatuh di saat ia
berucap seperti itu .
Nabilah mencerna semua perkataan kakak
nya tersebut , ia menatap wajah lelah dan juga khawatir dari kakak nya ,
ia juga melihat wajah sang kakak yang terlihat sedih dengan kondisi nya
saat ini. Melihat kakak nya menangis , Nabilah semakin sedih .
“kamu jangan pernah menyalahkan diri sendiri atas meninggal nya Frieska ,
kamu enggak salah dek , ini semua sudah takdir dari yang di atas. Bisa
saja Frieska dulu selamat dari tabrakan itu tapi takdir berkata lain,
Tuhan sangat sayang kepada Frieska , ia sudah menginginkan Frieska untuk
kembali ke sisi nya” .
Setelah kejadian itu , Nabilah sadar
kalau selama ini sikap dia salah. Ia ingin mengubah semua sikapnya
selama ini , walau tidak mudah ia akan mencobanya. Melody yang melihat
perubahan dari sikap Nabilah merasa senang , karena sedikit demi sedikit
Nabilah mulai terbuka dan bisa menerima kenyataan.
Nabilah
juga sudah memulai kembali aktivitas sekolahnya yang sempat ia tinggali.
Waktu sudah menunjukkan jam 4 sore , Nabilah baru pulang sekolah. Tadi
ia sempat meminta bantuan kepada wali kelasnya agar bisa membantunya
mengejar pelajaran yang sempat tertinggal.
Nabilah tidak
langsung pulang menuju kerumah , melainkan ia menuju pemakaman kakak nya
. Sesampainya di sana , ia melihat Melody juga berada di pusara Frieska
. Nabilah berjalan menuju pusara Frieska , sayup-sayup terdengar suara
Melody berbicara
“Fries , kamu tahu sekarang Nabilah sudah mau
terbuka dan tidak suka melamun. Dia juga sekarang sudah mulai bersekolah
lagi ,dan bisa menerima kenyataan bahwa kamu sudah tiada. Kakak sangat
senang dengan sikap Nabliah yang sekarang. Andai kamu ada disini pasti
kamu juga senang bukan? Pasti kamu lihat dari sana kan ? hehehe” Melody
belum sadar kalau Nabilah sudah ada di belakangnya
“sekarang dia
juga sudah mau makan lagi , kakak sempat khawatir dengan sikap Nabilah
yang dulu. Kakak takut akan benar-benar kehilangan dia Fries , dulu
Nabilah sangat rapuh dan sulit sekali untuk di sentuh. Kakak gak mau
kehilangan seorang adik untuk kedua kalinya. Kakak yakin kamu juga sedih
bukan melihat kondisi Nabilah waktu itu” Nabilah yang mendengar ucapan
Melody tidak dapat menahan air matanya , ia segera memeluk tubuh Melody.
“maafin Nabilah ya kak , sekarang Nabilah sadar kalau sikap Nabilah
yang kemarin-kemarin itu salah besar , Nabilah menyesal” Melody yang
mendengar itu hanya tersenyum , ia memutar badan nya agar bisa
berhadapan dengan adik nya
“enggak ada yang perlu di maafin
karena kamu enggak salah , kamu sudah bisa berubah saja itu lebih dari
cukup buat kakak. Yang penting kamu harus kuat , kalau ada sesuatu yang
kamu pikirin cerita sama kakak jangan kamu pendam sendiri. Sekarang kamu
adik satu-satunya yang kak Melo punya , kakak gak mau kehilangan
seorang adik untuk kedua kalinya , apa kamu ngerti ?” Nabilah hanya
mengangguk mendengar ucapan dari kakaknya itu .
“bagus kalau gitu , yasudah ayo kita pulang soalnya sudah sore dan mendung” ajak Melody sambil memegang lembut tangan Nabilah
“sebentar kak , aku mau kirimin doa dulu buat kak Frieska. Selama ini
aku tidak pernah mengrimkan doa buat kak Frieska , padahal itu yang
sangat di butuhkan nya” ucap Nabilah .
Melody yang mendengar
itu langsung tersenyum lalu mengangguk , dia juga ikut mengirimkan doa
untuk Frieska. Setelah itu mereka berdua jalan bersama menuju mobil ,
sebelum masuk mobil Nabilah melihat ke arah pusara kakak nya . Nabilah
seperti melihat bayangan Frieska sedang tersenyum ke arahnya , Nabilah
membalas senyuman itu lalu berkata
“semoga kakak tenang di alam sana , doa Nabilah selalu menyertai kakak”.